Translate

Rabu, 15 Agustus 2012

Tari Kecak




1. PENGERTIAN TARI KECAK     

            Cak..cak…cak…cak… itu adalah sepenggal nyanyian para penari Kecak. Sebuah tarian yg sangat menarik dengan ratusan orang penari dan menyanyikan lagu2 bernada unik dan teratur.


            Tari Kecak ialah pertunjukan seni khas Bali yang diciptakan pada tahun 1930-an dan dimainkan terutama oleh laki-laki. Tarian ini dipertunjukkan oleh banyak (puluhan atau lebih) penari laki-laki yang duduk berbaris melingkar dan dengan irama tertentu menyerukan “cak” dan mengangkat kedua lengan, menggambarkan kisah Ramayana saat barisan kera membantu Rama melawan Rahwana. Namun demikian, Kecak berasal dari ritual Sanghyang, yaitu tradisi tarian yang penarinya akan berada pada kondisi tidak sadar, melakukan komunikasi dengan Tuhan atau roh para leluhur dan kemudian menyampaikan harapan-harapannya kepada masyarakat.
Para penari yang duduk melingkar tersebut mengenakan kain kotak-kotak seperti papan catur melingkari pinggang mereka. Selain para penari itu, ada pula para penari lain yang memerankan tokoh-tokoh Ramayana seperti Rhama, Shinta, Rahwana, Hanoman, dan Sugriwa.
Lagu tari Kecak diambil dari ritual tarian Sanghyang. Selain itu, tidak digunakan alat musik. Hanya digunakan kincringan yang dikenakan pada kaki penari yang memerankan tokoh-tokoh Ramayana.

            Sekitar tahun 1930-an Wayan Limbak bekerja sama dengan pelukis Jerman
Walter Spies menciptakan tari Kecak berdasarkan tradisi Sanghyang dan bagian-bagian kisah Ramayana. Wayan Limbak mempopulerkan tari ini saat berkeliling dunia bersama rombongan penari Bali-nya.

            Tari Kecak yang sering disebut "The Monkey Dance" bagi kalangan wisatawan merupakan tari dalam bentuk drama relative baru tetapi telah menjadi pertunjukkan yang sangat populer/terkenal dan telah menjadi pertunjukkan yang mesti ditonton baik bagi wisatawan domestik maupun luar negeri.
            Adegan-adegan tari kecak telah dipromosikan di beberapa poscard, buku petunjuk pariwisata dan lain-lainnya.

            Nama Kecak adalah adalah sebuah nama yang secara langsung diambil setelah suara "cak, cak" yang di ucapkan secara terus menerus sepanjang pertunjukan. Ada beberapa yang menerangkan bahwa kata atau suara “cak” sebenarnya mempunyai arti yang sangat penting dan significant di dalam pertunjukan.


2.ASAL-USUL TARI KECAK
                        Tak diketahui secara pasti darimana tarian kecak berasal dan dimana pertama kali berkembang, namun ada suatu macam kesepakatan pada masyarakat Bali kecak pertama kali berkembang menjadi seni pertujukan di Bona, Ganyar,
sebagai pengetahuan tambahan kecak pada awalnya merupakan suatu tembang atau musik yang dihasil dari perpaduan suara yang membentuk melodi yang biasanya dipakai untuk mengiringi tarian Sahyang yang disakralkan. Dan hanya dapat dipentaskan di dalam pura. Kemudaian pada awal tahun 1930an astist dari desa Bona, Gianyar mencoba untuk mengembangkan tarian kecak dengan mengambil bagian cerita Ramayana yang didramatarikan sebagai pengganti Tari Sanghyang sehingga tari ini akhirnya bisa dipertontontan di depan umum sebagai seni pertunjukan. Bagian cerita Ramayana yang diambil pertama adalah dimana saat Dewi Sita diculik oleh Raja Rahwana.

3. PERKEMBANGAN TARI KECAK DI BALI
            Tari kecak di Bali mengalami terus mengalami perubahan dan perkembangan sejak tahun 1970-an. Perkembangan yang bisa dilihat adalah dari segi cerita dan pementasan. Dari segi cerita untuk pementasan tidak hanya berpatokan pada satu bagian dari Ramayana tapi juga bagian bagian cerita yang lain dari Ramayana.
            Kemudian dari segi pementasan juga mulai mengalami perkembangan tidak hanya ditemui di satu tempat seperti Desa Bona, Gianyar namun juga desa desa yang lain di Bali mulai mengembangkan tari kecak sehingga di seluruh Bali terdapat puluhan group kecak dimana anggotanya biasanya para anggota banjar.
            Kegiatan kegiatan seperti festival tari Kecak juga sering dilaksanakan di Bali baik oleh pemerintah atau pun oleh sekolah seni yang ada di Bali. Serta dari jumlah penari terbanyak yang pernah dipentaskan dalam tari kecak tercatat pada tahun 1979 dimana melibatkan 500 orang penari. Pada saat itu dipentaskan kecak dengan mengambil cerita dari Mahabarata. Namun rekor ini dipecahkan oleh Pemerintah Kabupaten Tabanan yang menyelenggarakan kecak kolosal dengan 5000 penari pada tanggal 29 September 2006, di Tanah Lot, Tabanan, Bali.
            Di Bali terdapat sejenis tarian yang cukup unik, dan dimainkan terutama oleh laki-laki dimana jumlah pemainnya mencapai puluhan atau lebih penari yang duduk berbaris dan melingkar dengan irama tertentu menyerukan suara “cak” sambil mengangkat kedua tangannya. Hal tersebut menggambarkan ketika barisan kera membantu Rama melawan Rahwana dalam kisah Ramayana.
            Kecak berasal dari ritual Sanghyang, yaitu tradisi dimana penarinya akan dalam keadaan tidak sadar karena melakukan komunikasi dengan tuhan, atau roh para leluhur yang kemudian menyampaikan harapan-harapannya kepada masyarakat. Pada tari kecak tidak menggunakan alat musik dan hanya menggunakan kincringan yang dikenakan pada kaki para penari yang sedang memerankan tokoh-tokoh Ramayana. Sedangkan para penari yang duduk melingkar mengenakan kain kotak-kotak yang melingkari pinggang mereka.
            Tari kecak ini di ciptakan pada tahun 1930-an oleh Wayan Limbak dan dengan seorang pelukis Jerman Walter Spies. Mereka menciptakan tari tersebut berdasarkan tradisi sanghyang kuno dan mengambil dari bagian-bagian kisah Ramayana. Tarian ini menjadi populer ketika Wayan Limbak bersama penari Bali-nya tour berkeliling dunia mengenalkan tarian Kecak tersebut. Hingga kini tari kecak menjadi tarian seni khas Bali yang terkenal.

4. POLA TARI KECAK

            Sebagai suatu pertunjukan tari kecak didukung oleh beberapa factor yang sangat penting, Lebih lebih dalam pertunjukan kecak ini menyajikan tarian sebagai pengantar cerita, tentu musik sangat vital untuk mengiringi lenggak lenggok penari. Namun dalam dalam Tari Kecak musik dihasilkan dari perpaduan suara angota cak yang berjumlah sekitar 50 – 70 orang semuanya akan membuat musik secara akapela,
            seorang akan bertindak sebagai pemimpin yang memberika nada awal seorang lagi bertindak sebagai penekan yang bertugas memberikan tekanan nada tinggi atau rendah seorang bertindak sebagai penembang solo, dan sorang lagi akan bertindak sebagai ki dalang yang mengantarkan alur cerita. Penari dalam tari kecak dalam gerakannya tidak mestinya mengikuti pakem pakem tari yang diiringi oleh gamelan. Jadi dalam tari kecak ini gerak tubuh penari lebih santai karena yang diutamakan adalah jalan cerita dan perpaduan suara.

5.CIRI-CIRI DAN KEISTIMEWAAN TARI KECAK
            Tari Kecak dimainkan oleh sejumlah penari (umumnya pria), antara 50 sampai 150 orang, dengan durasi antara 45—60 menit. Tarian ini mengkomposisikan instrumen vokal para penarinya (a cappella) dengan bunyi “cak, cak, cak…” sembari mengangkat kedua lengan untuk mengiringi cerita epik Ramayana yang menjadi cerita utama dalam tarian ini. Oleh karena paduan suara yang diucapkan para penari dianggap mirip dengan suara monyet, maka turis mancanegara kerapkali menyebut tarian ini sebagai “Mongkey Dance”.

            Dalam pertunjukan Tarian Kecak, jumlah penarinya biasanya mencapai ratusan dan terdiri dari kaum lelaki. Teknik tarian dan pakaian tari yang digunakan sangat sederhana. Dengan hanya bertelanjang dada dan bercawat, para penari membuat lingkaran beberapa baris. Di tengah-lingkaran terdapat lampu minyak kelapa. Gerakan tubuh yang dilakukan penari adalah merebahkan diri ke belakang kadang bergantian, kadang serentak.
Tarian Kecak juga dikenal di Bali dengan nama Tari Cak. Menurut sejarahnya, tarian ini merupakan tarian yang berasal dari tarian Sanghyang.

            Tarian ini berawal dengan menggerak-gerakan badan ke kanan dan ke kiri mengikuti ritma yang diucapkan "cak - cak - cak - cak - cak". Irama dari "cak-cak-cak-cak-cak" mulanya lambat, lama-kelamaan menjadi cepat diikuti dengan gerakan tangan yang digetarkan. Tarian Kecak lambat laun berkembang menjadi drama tari dengan menyelipkan kisah Ramayana dalam tariannya.
\
            Berbeda dengan jenis seni pertunjukan Bali lainnya, Tari Kecak memiliki keunikan karena tidak mengandalkan istrumen alat musik untuk mengiringi tarian, melainkan paduan suara para penarinya. Irama bunyi “cak, cak, cak...” ditata sedemikian rupa, sehingga menghasilkan suatu paduan yang sangat harmonis, diselingi dengan beberapa aksen dan ucapan-ucapan lainnya. Para penari yang membunyikan suara “cak, cak, cak...” tersebut biasanya bertelanjang dada dan hanya mengenakan kain kotak-kotak seperti papan catur yang melingkari pinggang mereka. Sementara tokoh Rama, Sinta, Rahwana, Hanoman, maupun Sugriwa memakai pakaian seperti umumnya pada pertunjukan ketoprak.

            Dalam tarian ini, ritme bebunyian yang diucapkan oleh para penari cukup menghadirkan aura mistis bagi penonton. Apalagi setelah cerita Ramayana dalam tarian ini selesai dipentaskan, pertunjukan disambung dengan tarian Sanghyang Dedari dan Sanghyang Jaran yang para penarinya diyakini kemasukan roh halus, sehingga kebal ketika menari di atas bara api.

            Tarian Sanghyang Dedari merupakan tarian untuk mengusir roh-roh jahat yang dipentaskan oleh dua gadis yang masih perawan. Sementara Sanghyang Jaran adalah tarian yang dibawakan oleh lelaki kesurupan yang berjingkrak-jingkrak seperti tingkah laku seekor kuda dan menari di atas bara api. Karena ciri khas dari Tarian Sanghyang Jaran ini, Tari Kecak juga dikenal dengan sebutan Tarian Kecak dan Api (Kecak and Fire Dance).
            Pertunjukan terakhir ini semacam bonus yang dapat mengundang decak kagum para penonton. Usai pertunjukan, penonton juga dipersilahkan untuk mengambil gambar bersama para penari.

            Kemudian dari segi pementasan juga mulai mengalami perkembangan tidak hanya ditemui di satu tempat seperti Desa Bona, Gianyar namun juga desa desa yang lain di Bali mulai mengembangkan tari kecak sehingga di seluruh Bali terdapat puluhan group kecak dimana anggotanya biasanya para anggota banjari.


6.ALUR TARI KECAK

            Cerita yang paling popular dalam tari kecak adalah cerita Ramayana pada bagian dimana Raja Rama dan istrinya Dewi Shita serta adiknya Laksamana tengah berada di dalam hutan karena diasingkan dari kerajaan mereka. Berikut scene scene dalam tari kecak:

Scene 1 :
            Rama Sita dan Laksamana sedang berada dalam hutan tiba tiba muncul seekor kijang emas (penjelmaan dari pembantu Raja Rahwana yang ditugaskan untuk memancing agar Rama meninggalkan Sita sendirian) mendekati mereka kemudian menjauh seakan ingin mengajak mereka bermain melihat kijang yang lucu tersebut Sita minta ke pada raja Rama untuk menangkapnya. Sebelum Rama pergi meninggalkan Sita, Rama minta adiknya Laksamana menjaga Sita, kemudian Rama meninggalkan Sita dan laksamana untuk mengejar kijang emas yang berlari menjauh………. Tak selang beberapa lap kemudian terdengar suara kesakitan yang mirip suara Rama serta minta tolong…… . Mendengar itu Sita merasa cemas kemudian minta Laksamana untuk menyusul Rama, Laksamana tidak percaya kalau suara itu adalah suara Rama karena dia tahu Rama tidak mungkin dapat dilukai oleh sekor kijang. Namun Sita tidak mau mengerti dia malah marah pada Laksamana dan menuduh Laksamana sengaja membiarkan Rama mati sehingga dia bisa mengawini Sita kelak. Karena terus didesak oleh Sita akhirnya Laksmana mau pergi menyusul Rama. Sebelum meninggalkan Sita sendirian Laksamana membuat lingakaran dan minta Sita untuk tetap berada dalam lingkaran. Setelah Laksamana pergi kemudian muncul sorang pendeta yang sebenarnya adalah penjelmaan Rahwana. Pendeta ini minta air kepada Sita. Karena merasa iba Sita memberikan air kepada pendeta tersebut dengan menjulurkan tangannya keluar lingkaran. Seketika itu juga pendeta tua itu berubah menjadi Rahwana. Kemudian membawa Sita pergi.

Scene 2 :
            Dikisahkan Sita telah berada di Kerajaan Alengka ditemani oleh Trijata – kemenakan dari Rahawana yang ditugaskan untuk menjaga Sita. Sita terlihat sedih menangisi nasib yang menimpanya sanbil terus berharap Rama datang untuk menyelamatkannya. Kemudian muncul Kera Putih – Hanoman. Pada awalnya Sita mengira Hanoman ini juga merupakan penjelmaan Rahwana, namun setelah Sang Hanoman menjelaskan bahwa dirinya adalah utusan dari Raja Rama, serta menyerahkan cincin sebagai bukti. Kemudian Sita memberikan bunga kepada Hanoman untuk diserahkan kepada raja Rama. Sebelum meninggalkan kerajaan Alengka Hanoman membakar taman dan beberapa tempat di kerajaan Alengka sebagai pesan pada Rahwana bahwa Rama akan datang untuk menyelamatkan Sita.

Scene 3 :

            Peperangan dimulai, Rama dengan pelayannya bernama Tualen serta tentara keranya tiba di Alengka untuk menyerang dan menghancurkan kerajaan Rahwana. Pada awal pertempuran putra Rahwana yang bernama Megananda serta pelayannya Delem berhasil mengalahkan   Mengikat Rama dengan kekuatan sihirnya sehingga Rama serta anak buahnya tidak bisa bergerak dan menjadi lemas. Kemudian Rama berdoa memohon kepada para Dewata untu k menyelamatkannya, kemudian munculah seekor burung garuda membantu Rama melepaskan diri dari sihir Megananda.

Scene 4 :
            Kemudian Rama beserta tentaranya kembali pulih seperti sedia kala lalu Rama memerintahkan Raja Kera Sugria untuk melawan Megananda, Pada scene ini para penari cak akan membentuk 2 kelompok satu kelompok menjadi tentara Megananda, satu kelompok yang lain menjadi tentara Sugriwa. Dalam pertempuran ini Sugriwa berhasil mengalahkan Megananda. Kemudian para penari cak kembali menjadi satu kelompok.

Scene 5 :
            Diceritakan bahwa Rahwana telah dapat dikalahkan dan Rama berkumpul kembali dengan istrinya Sita. Pertemuan mereka ini disaksikan oleh Laksamana, Sugriwa dan Hanoman. Pada setiap akhir pementasan seluruh penari pendukung ini akan berkumpul di atas stage dan mengundang para pengunjung untuk membuat kenangan dengan berfoto bersama. Kapasitas penonton untuk nonton bareng kecak di Uluwatu mencapai 500 orang.

7.GEOGRAFI
Geografi Pulau  Bali
            Di antara ribuan pulau yang indah diatur dari barat ke timur di Indonesia, Bali menempati di bagian tengah dari jajaran pulau di Indonesia. Bali memiliki wilayah seluas 5,632 kilometer, Eksotisme Pulau Bali terletak pada siluet yang indah dan pantai yang berpasir putih. Bali memiliki beberapa pulau kecil, diantaranya adalah Nusa Penida, Nusa Lembongan, Ceningan dan Pulau Menjangan yang tak dapat disebut dengan surga bagi para penyelam dan peselancar.
            Tari Kecak dipentaskan di beberapa tempat di Propinsi Bali, antara lain: di Pura Luhur Uluwatu, Desa Pecatu, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung; Desa Batubulan, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar; serta di Jalan Hanoman, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar.
Tradisi dan Agama
            Bali yang padat mengisi lebih dari 3,5 juta orang, hampir semua masyarakat Bali beragama Hindu . Orang-orang Hindu mempertahankan nilai-nilai dasar yang mengajarkan keseimbangan dan keharmonisan dari semua aspek kehidupan, yang Tri Hita Karana.

            Tri Hita Karana ini merupakan panduan tentang bagaimana untuk memelihara hubungan yang harmonis dengan alam sekitarnya (Pelemahan), orang lain (Pawongan) dan dengan Ida Shang Hyang Widhi Wasa / Tuhan Yang Maha Kuasa (Parhyangan). Komitmen untuk menjaga dan mewujudkan nilai-nilai fundamental dalam hidup sehari-hari adalah hal yang membuat Bali unik dalam kehidupan dinamis.

            Umat ​​Hindu Bali merayakan hari raya Galungan dan Kuningan dalam enam bulan sekali dan merayakan Tahun Baru Caka dengan ritual khusus yang disebut Nyepi. Perayaan Nyepi diawali dengan pelaksanaan panerupukan, dan dilanjutkan dengan pelaksanaan Catur Brata Penyepian (empat hal yang dilarang untuk dilakukan selama pergantian Tahun Saka) yang meliputi Amati Geni (tanpa cahaya), Amati Lelunggaan (tanpa perjalanan), Amati Lelangguan (tidak ada hiburan) dan Amati Karya(tidak ada aktivitas). Selama Nyepi, semua tempat di Bali selama 24 jam akan ditinggalkan dalam diam dan bebas dari aktivitas, termasuk di bandara, pelabuhan, terminal, dan jalan.

Alam
            Bali memiliki alam yang kaya dari tanah yang subur, sumber air yang melimpah, cuaca yang ramah nan sejuk, Tanah Bali memungkinkan tumbuhnya beraneka macam tanaman,Dari sawah yang menakjubkan untuk setiap tanaman dan kisaran bunga berwarna-warni yang dibuat untuk ritual, seperti pohon beringin, kelapa, kamboja, teratai, bunga kembang sepatu, cempaka dan tanaman lainnya, sangat identik dengan kebudayaan Bali.

Untuk Bali, alam dan tanaman merupakan elemen yang sangat dihormati. Pada kenyataannya, mereka memiliki acara khusus untuk memberikan penghormatan mendalam bagi tanaman, yang Tumpek Uduh. Anda akan bertemu banyak ritual di Bali, yang sebagian besar bertujuan untuk membawa harmoni dalam hidup, baik di laut atau mata air, hutan, dan tempat-tempat lain.

Budaya

            Kebudayaan Bali juga tidak kalah dengan kebudayaan daerah lain didunia, kreativitas seniman Bali menciptakan berbagai kreasi kesenian yang melekat pada suatu keyakinan masyarakatnya yang selalu berdampingan dengan acara atau ritual Agama Hindu. Semua kebudayan yang dijadikan sebagai hiburan saat ini semula berasal dari tari sakral untuk melengkapi prosesi upacara Agama Hindu. Keberadaan Agama Hindu lah yang menjadi filter untuk memasukan budaya barat ke Bali. Sehinga bisa disimpulkan budaya Bali adalah budaya yang mempunyai, Estetika, Logika dan Etika.
Kebudayan kebudayan Bali meliputi, Upacara Mepeed, Melasti, Omed-omedan, Perang Pandan, Tari Barong, Tari Kecak, Bangunan seperti Pura, Balai Banjar, dll adalah kebudayaan yang mengangkat Bali di mata internasional


Rohani
            Kegiatan Rohani di Bali yang di dominasi oleh Agama Hindu adalah suatu kegiatan yang berasal dari persembahan bukan pengorbanan, yang dilandasi oleh rasa syukur masyarakat Bali terhadap karunia Tuhan, bahkan sejak manusia masih dalam rahim pun sudah mengenal upacara, sampai manusia itu mati yang disebut dengan upacara Ngaben.
Perayaan
            Jangan khawatir bahwa Anda akan kehilangan hal-hal menarik di Bali. Anda tidak hanya melihat keindahan alam yang menkajubkan saja, selalu ada presentasi spiritual dalam menjaga alam dan mahluk Tuhan agar tetap seimbang. Bali menjalani kehidupan yang penuh dengan sukacita yang mencerminkan rasa syukur dan terimakasih kepada pencipta kehidupan
Untuk membawa harmoni ke dalam hidup, orang Bali telah melakukan beberapa tahapan prosesi spiritual sejak mereka masih dalam kandungan. Mereka naik melalui kedewasaan, kelahiran dan masa kematian dengan terima kasih dan prosesi upacara. Bali yang sebagaian besar beragama Hindu yang memiliki sejumlah perayaan agama, termasuk acara ritual sekali pada bulan, purnama atau bulan mati (Tilem), hari-hari besar Galungan dan Kuningan, dan hari-hari suci lainnya. Melalui acara ini, mereka menyatakan terimakasih kepada berkat Tuhan pada kehidupan.

            Bali merayakan pergantian tahun (tahun Caka) dengan cara yang unik, satu-satunya di dunia. pergantian tahun di Bali diperingati sebagai Hari Raya Nyepi. Prosesi Nyepi ini dimulai dengan beberapa upacara yang bertujuan untuk kebangkitan diri dan peremajaan alami untuk menyambut hari baru. Mereka mencuci peralatan upacara di laut atau mata air untuk membawa kembali kemurnian yang disebut dengan melasti. Kemudian selama Nyepi, Bali tetap aktif dengan melakukan Catur Brata penyepian (empat tantangan pada hari Raya Nyepi) yang terdiri dari: Amati Geni (tidak ada api termasuk perasaan marah di dalam), Amati Lelanguan (tidak ada hiburan), Amati Lelungaan (perjalanan tidak) dan Amati Karya (tidak ada aktivitas). Pada Nyepi, di sana tampak ada aktivitas di bandara, pelabuhan, dan semua jalan di Bali.

Note :Gan jika ingin Copas sertain juga nama blog gue thanks .




2 komentar:

  1. aku mau tanya , kalo makna dari kain kotak2 yang dpake sama penarinya itu apa ya? soalnya ini buat tugas sekolah, trima kasih

    BalasHapus
  2. sorry baru bls, klo makna itu gw kurang tau pasti apa maknanya tetapi yang jelas hal itu tidak terlepas dari daya magis baju itu sendiri maaf karena info gw kurang

    BalasHapus

Komentar yang terbaik adalah komentar yang membangun !!!