Translate

Senin, 26 November 2012

Hubungan gelap Israel dan Indonesia

Hubungan Gelap Indonesia – Zionis Israel

Artikel ini gue dapet dari majalah hidayatullah, semoga dengan artikel ini dapat membuka hati kita semua amiin.
 November 22, 2012
Gagalnya usaha Theodore Herzl, bapak gerakan Zionisme, membujuk Khalifah Abdul Hamid II agar menjual sebagian tanah di Palestina untuk dijadikan sebuah negara Yahudi membuat kaum Yahudi berang.

Mereka sadar, kaum Yahudi tidak akan pernah bisa mendirikan negara Yahudi selama Khilafah Islam masih berdiri. Sejak itu, mereka bergerak membuat makar secara sistematis dan jangka panjang untuk meruntuhkan Khilafah. Mulai dari memecah belah persatuan Daulah Islam dengan menebar paham nasionalisme, hingga memunculkan tokoh seperti Mustafa Kemal yang akhirnya menggulingkan Khilafah dari dalam. Sejak itu, impian mereka mendirikan negara Yahudi di Palestina terwujud, meski dilakukan dengan cara-cara ilegal, pembantaian, dan pengusiran.
Sebagai negeri dengan penduduk Islam terbesar di dunia, pengakuan Indonesia terhadap negara Israel sangat penting bagi bangsa Zionis itu. Namun hal itu mustahil, karena Indonesia menentang segala bentuk penjajahan. Termasuk penjajahan yang dilakukan Israel terhadap Palestina.
Menjalin hubungan diplomatik akan sulit dilakukan. Meski demikian, kerjasama rahasia kedua negera telah berlangsung cukup intens. Agar tidak mendapatkan reaksi keras, pendekatan non-politis menjadi pilihan. Yakni melalui kerjasama perdagangan, intelijen, teknologi, dan kemanusiaan -seperti masalah kesehatan. Akankah hal tersebut menjadi langkah gradual Israel untuk mendapatkan pengakuan dari Indonesia? Atau mungkin lebih dari itu.
Berikut temuan Suara Hidayatullah tentang aksi Zionisme di negeri ini. Meski tidak membongkar keseluruhan aksi mereka, setidaknya bisa memunculkan pertanyaan-pertanyaan yang bisa ditelusuri di masa datang.*
Penanggung jawab : Surya Fachrizal Ginting | Koordinator : Abu Abdil Barr | Reporter : Ibnu Syafaat, Bilal Muhammad, Ainuddin Chalik, Syaiful Anshor | Editor : Dadang Kusmayadi
Tergeleng-geleng di Jerusalem
Kerjasama sudah lama terjalin. Bahkan sudah saling mengunjungi.
Rabu, 2 Juni 2010. Dua hari pasca penyerangan pasukan Komando Angkatan Laut Zionis Israel kepada armada kebebasan, Freedom Flotilla, menuju Gaza, Palestina. Surya Fachrizal, wartawan Suara Hidayatullah yang juga salah satu korban serangan terbangun dari tidurnya di Rumah Sakit Rambam, Haifa, wilayah Palestina yang dijajah Zionis.
Seorang lelaki bule gemuk berkaus polo warna merah menyapa. “Hai, nama saya Steve,” ujarnya ramah. Steve datang didampingi dua orang berseragam putih bergaris biru dari Magen David Adom (Bintang David Merah, semacam palang merahnya Israel).
Sambil melihat-lihat keadaan Surya yang masih terlilit selang-selang infus dan kabel pasca operasi, ia bertanya, “Bagaimana keadaan Anda?” Surya menjawab singkat, “Baik.”
Kemudian Steve bercerita, beberapa hari sebelumnya ia baru saja tiba dari Jakarta. Dirinya sengaja datang untuk memastikan keadaan Surya. “Sepekan saya di Jakarta. Saya sudah kontak dengan kementerian kesehatan Indonesia, dengan dr Rustam. Begitu keadaan Anda baik, kami akan mengurus kepulangan Anda,” kata Steve.
Kunjungan Steve yang hanya sekitar sepuluh menit itu menyisakan sejumlah pertanyaan di benak Surya. Bagaimana bisa kementerian kesehatan Indonesia punya hubungan dengan seseorang dari bangsa penjajah?
Sejak kapan hal ini terjadi?
Menurut Kepala Kerjasama Kesehatan Bilateral Kementerian Kesehatan RI, Dicky Budiman, dr Rustam yang dimaksud Steve adalah Rustam Syarifuddin Pakaya, mantan kepala pusat penanggulangan krisis Kemenkes RI yang pernah melakukan misi ke Jalur Gaza pasca gempuran Zionis Israel awal tahun 2009 lalu.
Namun, Dicky membantah anggapan adanya hubungan atau kerjasama di bidang kesehatan antara Indonesia dengan bangsa Zionis tersebut. “Tidak pernah ada,” kata Dicky kepada Suara Hidayatullah.
Awal bulan November lalu Suara Hidayatullah menemui dr Rustam yang dimaksud oleh Steve. Saat ini ia menjabat Direktur SDM dan Pendidikan Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta. Rustam mengaku kenal dengan Steve. “Namanya Steve Stein. Dia seorang professor,” kata Rustam menjelaskan.
Rustam mengatakan, dialah yang meminta Steve untuk mencari dan memastikan kondisi ke 12 relawan Indonesia yang diserang di Kapal Mavi Marmara itu Namun, Rustam mengaku tidak pernah bertemu muka dengan Steve.
Kata Rustam, Steve jualah yang pertama kali menelepon dia terkait adanya sejumlah WNI di Mavi Marmara. “Sejak itu saya kontak dengan dia via telepon dan email,” ujar Rustam.
Saat itu, kata Rustam, dirinya juga diingatkan oleh sejumlah pihak agar berhati-hati berhubungan dengan Steve. “Awas, bisa jadi itu Mossad! (badan intelijen Israel, Red), kata orang. Tapi, yang penting saat itu adalah mengetahui keadaan WNI yang ditahan di sana,” jelas Rustam.
Senada dengan Dicky, Rustam juga mengatakan tidak ada kerjasama antara Kemenkes RI dengan MDA atau organisasi apa pun dari Israel. Sekretariat Jenderal Kemenkes RI melalui Kepala Pusat Komunikasi Publiknya pun menegaskan hal itu.
“Sesuai dengan politik luar negeri negera Republik Indonesia yang tidak menjalin hubungan diplomatik maupun kerjasama bilateral dalam bentuk apa pun dengan pihak negera Israel, maka kami tegaskan bahwa kementerian kesehatan RI tidak memiliki dan tidak mungkin menjalin kerjasama dengan Israel,” papar Tritarayati, Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemenkes RI.
Kepada Suara Hidayatullah, Tritarayati menegaskan, siapa pun pejabat Kemenkes RI di Jakarta yang dikenal oleh Steve Stein dari MDA Israel bukan merupakan keabsahan adanya pembicaraan tentang kerjasama antara MDA Israel dengan Kemenkes RI.
“Secara institusi, kementerian kesehatan RI menyatakan tidak pernah mengenal Steve Stein atau siapa pun pejabat MDA Israel,” ujarnya menjelaskan.

Biografi Wapres Soeharto, Umar Wira hadikusumah



M Fakih Abdurrohman
XI IPA 4
BIOGRAFI TOKOH UMAR WIRAHADIKUSUMAH

Nama Lengkap                  : Jend. TNI (Purn.) Umar Wirahadikusumah
Jabatan                                                : Wakil Presiden Indonesia ke-4
Masa jabatan                     : 11 Maret 1983 – 11 Maret 1988 masa Presiden Soeharto
Wakil Presiden sebelum               : Adam Malik
Wakil Presiden sebelum               : Sudharmono
Informasi pribadi :
Lahir                                      : 10 Oktober 1924  Sumedang, Jawa Barat, Hindia Belanda
Meninggal                           : 21 Maret 2003 (umur 78) Jakarta, Indonesia
Kebangsaan                       : Indonesia
Partai politik                       : Non Partai
Suami/istri                          : Karlinah Djaja Atmadja
Anak                                      : Rina Ariani, Nila Shanti
Agama                                  : Islam

Perjalanan Hidup
                Jenderal TNI (Purn.) Umar Wirahadikusumah (lahir di Situraja, Sumedang, Jawa Barat, 10 Oktober 1924 – meninggal di Jakarta, 21 Maret 2003 pada umur 78 tahun) adalah Wakil Presiden Republik Indonesia keempat, yakni pada masa bakti 1983—1988.

                Sebagai anak dari ayah Raden Rangga Wirahadikusumah, Wedana Ciawi dan ibunya Raden Ratnaningrum, putri Patih Demang Kartamenda di Bandung, Umar lahir di keluarga terpandang dan mengenyam pendidikan kolonial Belanda. Ia belajar di Europesche School (ELS) dan tamat tahun 1942. Umar kemudian melanjutkan sekolahnya di MULO sambil ikut pendidikan Seinendojo di Tangerang selama 8 bulan. Setamat itu, ia meneruskan pendidikan militernya ke pendidikan PETA di Bogor selama 6 bulan.

                Pada masa penjajahan Jepang, Umar ikut aktif dalam kelompok militer yang kemudian berubah menjadi PETA, dengan menjabat komandan peleton di Tasikmalaya selama setahun, kemudian dipindahkan ke Pangandaran. Setelah Proklamasi Kemerdekaan, Umar bergabung dengan TKR, cikal bakal TNI, dengan menjadi komandan di Cicalengka, pada tanggal 1 September 1945.


Karier militer
Kodam VI/Siliwangi
                Seusai perang kemerdekaan, Umar meniti kariernya di TNI Angkatan Darat dan lama ditempatkan di Kodam VI/Siliwangi (sekarang menjadi Komando Daerah Militer III/Siliwangi). Pangkatnya terus naik seiring dengan perannya yang meningkat dalam penumpasan berbagai pemberontakan pada masa pemerintahan Orde Lama, antara lain Peristiwa Madiun pada tahun 1948 dan PRRI. Pada saat AH Nasution menjadi Panglima Kodam VI/Siliwangi, Umar sempat menjadi ajudannya.

Kodam V/Jaya
                Pada tahun 1959, ia dipindahkan ke Kodam V/Jaya sebagai Komandan Komando Militer Kota Besar (Dan KMKB) Jakarta Raya, dan akhirnya menjabat Panglima Kodam V/Jaya pada tahun 1961.

Gerakan 30 September
                Pada saat pecahnya Gerakan 30 September (G30S) pada tahun 1965, sebagai Panglima Kodam V/Jaya, Umar bertanggung jawab terhadap keamanan di wilayah Jakarta. Ia melakukan patroli keamanan dan setelah mendapat laporan penculikan para jenderal dan melihat pasukan tak dikenal di depan Istana Merdeka, Umar melapor kepada Pangkostrad Mayor Jenderal Soeharto.

                Umar mendukung keputusan Soeharto untuk mengambil alih kepemimpinan Angkatan Darat dan mendukung Soeharto dalam upayanya menumpas Gerakan 30 September. Siang hari, pada saat Presiden Soekarno memanggilnya ke Pangkalan Udara Halim Perdanakusumah, Soeharto khawatir bahwa pemanggilan tersebut merupakan percobaan untuk membunuh Umar dan Soeharto melarang Umar untuk memenuhi panggilan tersebut.

                Soeharto mulai mengendalikan situasi Jakarta, dan Umar berada dibelakangnya untuk mengkonsolidasi. Umar menetapkan jam malam antara jam 18.00 dan 06.00 dan mengontrol seluruh surat kabar di Jakarta.

                Pada saat Gerakan 30 September mulai dinyatakan didalangi oleh PKI, Umar menyetujui pembentukan KAP-GESTAPU.

Orde Baru
                Walapun ia bukan merupakan lingkaran dalam Soeharto, Umar mendapatkan kepercayaan penuh Soeharto atas dukungan dan jasanya dalam menumpas G30S. Seiring dengan melesatnya karier Soeharto, karier Umar pun melesat dengan cepat. Pada tahun 1965, Soeharto mengangkat Umar menjadi Panglima Kostrad, menggantikan dirinya. Pada tahun 1967, Umar diangkat menjadi Wakil Panglima Angkatan Darat, dan pada tahun 1969, ia menjadi Kepala Staf TNI Angkatan Darat.

Pada tahun 1973, ia meninggalkan militer aktif dan menjabat sebagai Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), jabatan yang diembannya selama 10 tahun. Sebagai Ketua BPK, Umar bertanggung jawab untuk memastikan departemen-departemen dan lembaga-lembaga pemerintah lainnya menggunakan uang negara dengan benar. Pada saat itulah Umar sebagai Ketua BPK menyatakan bahwa tidak ada satu departemen pun yang bebas dari korupsi.

Wakil Presiden
                Pada tahun 1983, Umar dipilih MPR menjadi Wakil Presiden melalui Sidang Umum MPR 1983. Pemilihan ini tidak diduga banyak orang, mengingat figur Umar yang walaupun terkenal dengan integritas yang tinggi, masih belum dipersepsikan satu kelas dengan Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan Adam Malik.

                Sebagai Wakil Presiden pada pemerintahan Soeharto, Umar merupakan salah satu dari sedikit orang yang benar-benar berjuang untuk memerangi korupsi. Seorang yang religius, Umar berharap agama dapat menjadi faktor bertobatnya koruptor. Umar juga terkenal dengan inspeksi mendadak ke kota-kota dan desa-desa di daerah, untuk memantau kebijakan pemerintah pada tingkat pelaksanaan dan efek-efeknya pada rakyat.

                Masa jabatan Umar berakhir pada Maret 1988 dimana ia digantikan oleh Sudharmono. Banyak kalangan yang kecewa ia tidak menjabat Wakil Presiden untuk masa jabatan selanjutnya. Reputasi baiknya pada saat itu menggugah Sudharmono untuk benar-benar memastikan bahwa Umar tidak bersedia untuk menjabat Wakil Presiden, sebelum ia sendiri bersedia untuk menggantikan Umar.

Wafat
                Umar Wirahadikusumah mengembuskan napas terakhir, sekitar pukul 07.53 WIB, Jumat 21 Maret 2003 di Rumah Sakit Pusat TNI-AD Gatot Subroto, Jakarta Pusat, setelah sempat mendapat perawatan intensif selama dua pekan.

                Umar dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan, Jumat petang pukul 16.00, dengan upacara militer yang dipimpin mantan Wapres Jenderal (Purn) Try Sutrisno dan komandan upacara Kolonel Tisna Komara (Asisten Intelijen Komando Cadangan Strategis TNI Angkatan Darat/Kostrad).

                Ia menderita penyakit jantung selama tiga belastahun dan telah menjalani operasi by pass jantung tahun 1989 di Herz Und Diabetes Zentrum di Badoeyhausen, Jerman. Setelah operasi jantung tersebut, kesehatan almarhum cukup baik, bahkan tetap bisa berolahraga golf. Namun sejak September 2002, jantung mantan Pangdam V Jakarta Raya (1960-1966) ini kembali mengalami gangguan dan harus menjalani perawatan lagi di Jerman.

                Sepulang dari perawatan di Jerman, ia terus menjalani home care karena daya pompa jantungnya telah sangat melemah dan adanya bendungan pada paru sehingga mengakibatkan sesak napas. Sejak 5 Maret 2003, ia dirawat di paviliun Kartika RSPAD, sejak 8 Maret 2003, mendapat perawatan di ruang ICU, hingga akhirnya wafat.

Keluarga

                Umar wafat pada usia 79 tahun dan meninggalkan seorang istri, Ny Karlinah Djaja Atmadja, yang dinikahinya 2 Februari 1957, dan dua orang anak, Rina Ariani dan Nila Shanti, serta enam orang cucu.

Penghargaan
Bintang Dharma,
Bintang Gerilya
Bintang Kartika Eka Paksi I-II-III
Bintang Jalasena Klas I-II
Bintang Bhayangkara I-II
Satyalancana Kesetiaan 24 (XXIV) tahun Perang Kemerdekaan I-II
Satyalancana G.O.M I-II-V
Sapta Marga
Satyalancana Wira Dharma
Satyalancana Penegak
Satyalancana Dwija Sistha
Das Gross Vergenst Kreus Jerman,
Legion of Merit - Amerika Serikat
Orde van Oranye Nassau - Nederland (Belanda)
Panglima Setia Mahkota - Malaysia
Bintang Keamanan no 1 - Korea Selatan

Fakta Unik Sejarah Indonesia

Fakta Unik Dibalik Sejarah Indonesia

Di Bawah ini ada artikel yang menarik yang sya ambil dari sebuah link, smoga bisa bermanfaat dan menambah wawasan kita tentang sejarah detik2 proklamasi yang sebagian orang tidak tahu bagaimana keadaan saat itu

Mungkinkah Revolusi Kemerdekaan Indonesia disebut sebagai revolusi dari kamar tidur? Coba simak ceritanya. Pada 17 Agustus 1945 pukul 08.00, ternyata Bung Karno masih tidur nyenyak di kamarnya, di Jalan Pegangsaan Timur 56, Cikini. Dia terkena gejala malaria tertiana. Suhu badannya tinggi dan sangat lelah setelah begadang bersama para sahabatnya menyusun konsep naskah proklamasi di rumah Laksamana Maeda.
“Pating greges”, keluh Bung Karno setelah dibangunkan dokter kesayangannya. Kemudian darahnya dialiri chinineurethan intramusculair dan menenggak pil brom chinine. Lalu ia tidur lagi. Pukul 09.00, Bung Karno
terbangun. Berpakaian rapi putih-putih dan menemui sahabatnya, Bung Hatta. Tepat pukul 10.00, keduanya memproklamasikan kemerdekaan Indonesia dari serambi rumah.
“Demikianlah Saudara-saudara! Kita sekalian telah merdeka!”, ujar Bung Karno di hadapan segelintir
patriot-patriot sejati. Mereka lalu menyanyikan lagu kebangsaan sambil mengibarkan bendera pusaka Merah Putih. Setelah upacara yang singkat itu, Bungk Karno kembali ke kamar tidurnya. Masih meriang. Tapi sebuah revolusi telah dimulai…


Upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ternyata berlangsung tanpa protokol, tak ada korps musik, tak ada konduktor dan tak ada pancaragam. Tiang bendera pun dibuat dari batang bambu secara kasar, serta ditanam hanya beberapa menit menjelang upacara. Tetapi itulah, kenyataan yang yang terjadi pada sebuah upacara sekaral yang dinanti-nanti selama lebih
dari tiga ratus tahun!

*
Setelah merdeka 43 tahun, Indonesia baru memiliki seorang menteri pertama yang benar-benar “orang Indonesia asli”. Karena semua menteri sebelumnya lahir sebelum 17 Agustus 1945. Itu berarti, mereka pernah menjadi warga Hindia Belanda dan atau pendudukan Jepang, sebab negara hukum Republik
Indonesia memang belum ada saat itu.
“Orang Indonesia asli” pertama yang menjadi menteri adalah Ir Akbar Tanjung (lahir di Sibolga, Sumatera Utara, 30 Agustus 1945), sebagai Menteri Negara Pemuda dan Olah Raga pada Kabinet Pembangunan V (1988-1993).

*
Menurut Proklamasi 17 Agustus 1945, Kalimantan adalah bagian integral wilayah hukum Indonesia. Kenyataannya, pulau tersebut paling unik di dunia. Di pulau tersebut, ada 3 kepala negara yang memerintah! Presiden Soeharto
(memerintah 4 wilayah provinsi), PM Mahathir Mohamad (Sabah dan Serawak) serta Sultan Hassanal Bolkiah (Brunei).

**
Hubungan antara revolusi Indonesia dan Hollywood, memang dekat. Setiap 1 Juni, selalu diperingati sebagai Hari Lahir Pancasila semasa Presiden
Soekarno. Pada 1956, peristiwa tersebut “hampir secara kebetulan” dirayakan di sebuah hotel Hollywood.
Bung Karno saat itu mengundang aktris legendaris, Marylin Monroe, untuk
sebuah makan malam di Hotel Beverly Hills, Hollywood. Hadir di antaranya Gregory Peck, George Murphy dan Ronald Reagan (25 tahun kemudian menjadi Presiden AS). Yang unik dari pesta menjelang Hari Lahir Pancasila itu, adalah kebodohan Marilyn dalam hal protokol. Pada pesta itu, Maryln menyapa Bung Karno bukan dengan “Mr President” atau “Your Excellency”, tetapi dengan “Prince Soekarno!”

Rabu, 15 Agustus 2012

Puisi



PUISI

NAMA : M FAKIH ABDURROHMAN
KELAS : X.1
SESAL
Saat tetangga terlelap
Aku terbangun
Dari mimpi buruk
Kuganti baju yang kusut
Dan kucuci wajah semerawut
Kulihat arloji di langit malam
Waktu menunjukkan tengah malam
Kudengar suara merintih
Memohon
Dan menyakitkan
Dari rumah sebelah

Tari Kecak




1. PENGERTIAN TARI KECAK     

            Cak..cak…cak…cak… itu adalah sepenggal nyanyian para penari Kecak. Sebuah tarian yg sangat menarik dengan ratusan orang penari dan menyanyikan lagu2 bernada unik dan teratur.


            Tari Kecak ialah pertunjukan seni khas Bali yang diciptakan pada tahun 1930-an dan dimainkan terutama oleh laki-laki. Tarian ini dipertunjukkan oleh banyak (puluhan atau lebih) penari laki-laki yang duduk berbaris melingkar dan dengan irama tertentu menyerukan “cak” dan mengangkat kedua lengan, menggambarkan kisah Ramayana saat barisan kera membantu Rama melawan Rahwana. Namun demikian, Kecak berasal dari ritual Sanghyang, yaitu tradisi tarian yang penarinya akan berada pada kondisi tidak sadar, melakukan komunikasi dengan Tuhan atau roh para leluhur dan kemudian menyampaikan harapan-harapannya kepada masyarakat.
Para penari yang duduk melingkar tersebut mengenakan kain kotak-kotak seperti papan catur melingkari pinggang mereka. Selain para penari itu, ada pula para penari lain yang memerankan tokoh-tokoh Ramayana seperti Rhama, Shinta, Rahwana, Hanoman, dan Sugriwa.
Lagu tari Kecak diambil dari ritual tarian Sanghyang. Selain itu, tidak digunakan alat musik. Hanya digunakan kincringan yang dikenakan pada kaki penari yang memerankan tokoh-tokoh Ramayana.

            Sekitar tahun 1930-an Wayan Limbak bekerja sama dengan pelukis Jerman
Walter Spies menciptakan tari Kecak berdasarkan tradisi Sanghyang dan bagian-bagian kisah Ramayana. Wayan Limbak mempopulerkan tari ini saat berkeliling dunia bersama rombongan penari Bali-nya.

            Tari Kecak yang sering disebut "The Monkey Dance" bagi kalangan wisatawan merupakan tari dalam bentuk drama relative baru tetapi telah menjadi pertunjukkan yang sangat populer/terkenal dan telah menjadi pertunjukkan yang mesti ditonton baik bagi wisatawan domestik maupun luar negeri.
            Adegan-adegan tari kecak telah dipromosikan di beberapa poscard, buku petunjuk pariwisata dan lain-lainnya.

            Nama Kecak adalah adalah sebuah nama yang secara langsung diambil setelah suara "cak, cak" yang di ucapkan secara terus menerus sepanjang pertunjukan. Ada beberapa yang menerangkan bahwa kata atau suara “cak” sebenarnya mempunyai arti yang sangat penting dan significant di dalam pertunjukan.

Selasa, 14 Agustus 2012

Makalah fisika "Listrik Di Rumah Kita"




Kata Pengantar


 
Assalamualaikum wr . wb .

            Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan perkenannya , siswa SMA N 2 Sekayu dapat menyelesaikan makalah dengan judul " Listrik Dirumah kita" ini.

            Masih banyak orang yang belum mengerti tentang dampak penggunaan listrikk di rumah kita, bahkan masih banyak orang terutama generasi muda yang mengabaikan pentingnya penghematan energy.

            Maka berdasarkan hal diatas makalah ini dibuat berdasarkan kenyataan yang terjadi di kehidupan dan merupakan materi dari berbagai sumber terpercaya yang dapat memberikan pengetahuan tambahan bagi para generasi muda sekarang untuk menghemat energy.

            Saya berharap dengan adanya makalah ini, generasi muda tahu mengenai dampak penggunaan listrik secara berlebihan dan mereka juga dapat melakukan penghematan energy di rumah tanpa adanya paksaan.

            Sebagai seorang manusia biasa tentu saja saya tidak pernah luput dari kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu saya mengharapkan berbagai kritik dan saran yang membangun jika terdapat kesalahan atau kekurangan dalam makalah ini, dan tentu saja demi kebaikan kita bersama.

            Akhir kata saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendorong saya untuk membuat makalah ini, dan semoga dapat membawa perubahan bagi kita semua.

Wassalamualaikum wr. wb.

                                                                                                  Sekayu, Juli 2012

                                                                                                            Penulis,





                                                                                                M Fakih Abdurrohman



Cerpen karya M Fakih Abdurrohman


                                   DERITA BERUJUNG BAHAGIA
Karya : M Fakih Abdurrohman
            Teng…teng…teng… bel tanda masuk kelas pun berbunyi. Aku dan teman-temanku langsung berlari ke kelas seperti sedang lomba balap lari sembari mulut masih penuh makanan. Maklum, itu semua kami lakukan karena pelajaran selanjutnya adalah pelajaran pak Agung sang guru Matematika yang galak abis. Jika kami terlambat masuk kelas 1 menit saja, pasti akan langsung dapat hukuman yang bermacam-macam, seperti hormat bendera lah, get out lah, ya… pokoknya macam-macam deh.
            Oh iya, sampai lupa aku jadinya, kita kan belum kenalan, seperti yang pepatah bilang " Tak kenal maka tak sayang " hehehehe. Perkenalkan namaku Ardina utamy, umurku masih 17 tahun dan bersekolah di SMA Negeri 2 kediri. Aku senang sekali bisa bersekolah disini, Maklum SMA ini merupakan SMA favorit di Kediri saat itu.
            Aku mempunyai banyak sekali sahabat di SMA ini, namun hanya ada satu orang sahabat yang aku anggap  baiiiiik banget, sampai – sampai aku menganggapnya sebagai adik,  nama sahabatku itu adalah Ranita Magdalena. Memang sih kedengarannya Magdalena itu nama orang asing, tapi faktanya Ranita Magdalena itu orang asli Palembang hehehe gak nyangka kan?
            Selain sahabat,  aku juga punya seseorang yang aku anggap spesial, dia adalah Faqih Alsharavy yang merupakan teman laki-laki sekelasku. Sebenarnya dia tidak terlalu tenar dan tidak terlalu pintar sih, tapi dia itu orangnya baiiiik banget , suka menolong, ramah dan murah senyum. Sebenarnya aku sudah lama mengharapkannya menembakku dari kelas X hingga sekarang kelas XII. Banyak orang yang menembakku tapi, ku tolak semua hanya karena dia,  namun hingga saat ini aku rasa dia tidak punya perasaan sedikit pun padaku.
            Eh..eh..eh.. jadi kebanyakan ngomong nih, aku kan harus masuk tepat waktu saat pelajaran pak Agung.

Membuat Paper Crossbow



Kelompok : 1. M Fakih Abdurrohman
2. M Muhaimin Rifaliandi
3. Dwi Syaputra

CARA MEMBUAT PAPER CROSSBOW
A. Alat dan Bahan :
1.  Stick es krim 3 buah
2. Kertas ukuran A4 6 buah
3. Tali kecil yang kuat
4. Perekat / selotip
5. Pensil 1 buah
6.Gunting

Cara Membuat :

1. Ambillah 2 kertas A4, kemudian satukan kedua kertas tersebut,lalu lipat menjadi dua.

2. Guntinglah kertas tersebut menjadi 2 bagian sesuai lipatan.

3. Gulunglah kedua bagian tadi dengan menggunakan pensil.

4. Setelah di gulung berikan selotip pada kertas yang digulung agar tidak terlepas.

5. Ambillah 1 buah stick es krim,berilah tanda di stick eskrim dengan jarak 1,5 inchi dari ujung atas dan ujung bawah.


Tugas Seni Budaya



Unsur - Unsur Dalam Drama

A. Unsur - Unsur Dalam Drama
Unsur dalam drama terdiri atas:
1.     Tokoh
Tokoh dalam drama disebut tokoh rekaan yang berfungsi sebagai pemegang peran watak tokoh. Itulah sebebanya istilah tokoh juga disebut karakter atau watak. Istilah penokohan juga sering disamakan dengan istilah perwatakan atau karakterisasi (tidak sama dengan karakteristik) (Saliman : 1996 : 32).
Menurut Akhmad Saliman (1996 : 25 : 27) berdasarkan peranannya di dalam alur cerita tokoh dapat diklasifikasikan menjadi 3 macam yakni :
a.     Antagonis, tokoh utama berprilaku jahat,
b.     Protagonis, tokoh utama berprilaku baik,
c.      Tritagonis, tokoh yang berperanan sebagai tokoh pembantu.
Selain itu, masih menurut Akhmad Saliman (1996 : 27) berdasarkan fungsinya di dalam alur cerita tokoh dapat diklasifikasi menjadi 3 macam juga, yakni :
a.     Sentral, tokoh yang berfungsi sebagai penentu gerakan alur cerita,
b.     Utama, tokoh yang berfungsi sebagai pendukung tokoh antagonis atau protagonis,
c.      Tokoh pembantu, tokoh yang berfungsi sebagai pelengkap penderita dalam alur cerita.
Masih berkaitan dengan tokoh ini, ada istilah yang lajim digunakan yakni penokohan dan teknik penokohan. Penokohan merujuk kepada proses penampilan tokoh yang berfungsi sebagai pembawa peran watak tokoh cerita dalam drama. Sedangkan teknik penokohan adalah teknik yang digunakan penulis naskah lakon, sutradara, atau pemain dalam penampilan atau penempatan tokoh-tokoh wataknya dalam drama.
Teknik penokohan dilakukan dalam rangka menciptakan citra tokoh cerita yang hidup dan berkarakter. Watak tokoh cerita dapat diungkapkan melalui salah satu 5 teknik di bawah ini:
a.     Apa yang dipikirkan, dirasakan, atau dikehendaki tentang dirinya atau tentang diri orang lain.
b.     Lakuan, tindakan,
c.      Cakapan, ucapan, ujaran,
d.     Kehendak, perasaan, pikiran,
e.      Penampilan fisik.
Tokoh watak atau karakter dalam drama adalah bahan baku yang paling aktif dan dinamis sebagai penggerak alur cerita. Para tokoh dalam drama tidak hanya berfungsi sebagai penjamin bergeraknya semua peristiwa cerita, tetapi juga berfungsi sebagai pembentuk, dan pencipta alur cerita. Tokoh demikian disebut tokoh sentra (Saliman, 1996 : 33).
Penokohan, gerak, dan cakapan adalah tiga komponen utama yang menjadi dasar terjadinya konflik (tikaian) dalam drama. Pada hakekatnya, konflik (tikaian) merupakan unsur instrinsik yang harus ada di dalam sebuah drama.
Tokoh cerita dalam drama dapat diwujudkan dalam bentuk 3 dimensi, meliputi:
a.      Dimensi fisiologi, yakni ciri-ciri fisik yang bersifat badani atau ragawi, seperti usia, jenis kelamin, keadaan tubuh, ciri wajah, dan ciri-ciri fisik lainnya.
b.     Dimensi psikologi, yakni ciri-ciri jiwani atau rohani, seperti mentalitas, temperamen, cipta, rasa, karsa, IQ, sikap pribadi, dan tingkah laku.
c.      Dimensi sosiologis, yakni ciri-ciri kehidupan sosial, seperti status sosial, pekerjaan, jabatan, jenjang pendidikan, kehidupan pribadi, pandangan pribadi, sikap hidup, perilaku masyarakat, agama, ideologi, sistem kepercayaan, aktifitas sosial, aksi sosial, hobby pribadi, organisasi sosial, suku bangsa, garis keturunan, dan asal usul sosial.